Perdana Menteri pertama Singapura, Lee Kuan Yew, meninggal dunia di Singapore General Hospital pada Senin dini hari tadi.
Lee Kuan Yew memimpin Singapura sebagai perdana menteri selama 3 dekade (1959-1990). Pada tahun 1990, jabatan tersebut diteruskan kepada wakilnya, Goh Chok Tong, dimana dia menjabat sebagai menteri senior. Di tahun 2004, putranya Lee Hsien Loong diangkat menjadi perdana menteri dan dia menjabat sebagai menteri mentor.
Lee Kuan Yew dikenal sebagai pemimpin bertangan besi. Ironisnya, otoriterisme ini juga yang membawa Singapura menjadi maju seperti sekarang. Dalam masa kepemimpinannya, kebebasan pers dibatasi dan oposisi disingkirkan. Dia menangkap pengkritiknya tanpa melalui pengadilan, mengekang kebebasan media dan menangkap beberapa wartawan. Partai Aksi Rakyat (PAP) yang didirikannya pada tahun 1954 telah berkuasa di Singapura sampai sekarang.
Sebagai perdana menteri pertama Singapura, Lee Kuan Yew disebut-sebut sebagai arsitektur kemajuan Singapura, bahkan disebut sebagai Singapore’s Godfather. Bahkan ada pihak yang menyebutkan bahwa “Lee Kuan Yew adalah Singapura”. Sebutan-sebutan tersebut diberikan kepada Lee sebagai suatu bentuk penghormatan terhadap pencapaiannya bagi Singapura. Dia sadar bahwa Singapura merupakan negara kecil dengan sumber daya yang sangat terbatas. Menurutnya, sumber daya Singapura adalah tekat dari warganya. Akhirnya, dia telah berhasil membawa Singapura menjadi negara kecil di Asia Tenggara dengan kekuatan dan pengaruh besar di dunia.
Membuktikan kecintaannya pada Singapura, Lee Kuan Yew pernah mengatakan, “Bahkan ketika saya sakit terbaring di tempat tidur, atau bahkan jika saya diturunkan ke liang kubur, jika saya merasa ada yang salah dengan Singapura, saya akan “bangun” kembali.”
Credits: Nico Andrean (Ketua Umum PERMIT Beijing periode 2014/2015)
Salam PERMIT Beijing – PPIT cabang Beijing.
www.permitbeijing.com
Related Posts
Bisakah Aku Mengejar Ilmu di Tengah Pandemi?
Tubuh Ideal Idaman Semua Orang